Wisata
Korporasi Petani Solusi Bisnis Pertanian Songsong New Normal
Kamis, 11 Juni 2020, 00:00 WITA
informasibali.com/ist
Korporasi Petani, kata akademisi yang terlibat dalam penyusunan kebijakan pertanian di Kementan RI tersebut, sudah diujicobakan di Pulau Jawa untuk komoditas kopi dan padi.
Baca juga:
Bank Indonesia Kembangkan Uang Digital
Ide korporasi petani menjadi tindak lanjut dari ide-ide aplikasi bisnis yang disediakan IPB University bagi petani diera pandemic seperti Food Logistic, Crops Management, dan Crops Improvement. Prof. Firdaus menyatakan Islands Organic Bali menjadi satu model korporasi petani karena usaha pertanian ini melibatkan petani disekitarnya untuk bertanam padi.
“Apa yang dilakukan Pak Ramadani itu sudah tergolong agribusinessman karena usahanya siap mengambil resiko,” ujarnya.
Ramadani Prasetya memaparkan Islands Organic Bali didirikan sejak tahun 2005 dengan visi mengembangkan pasar produk pertanian organik di Bali untuk keberlanjutan pangan organik melalui penciptaan jejaring kerjasama antara petani dan konsumen.
“Kami melakukan kerjasama dengan chep (juru masak) internasional yang bertugas di hotel dan restoran berbintang sebelum Pandemi COVID-19. Masalah yang kami hadapi dalam menyalurkan produk petani ke hotel ya pembayaranya di belakang hingga 3 bulan, ini sangat menyulitkan dalam menjaga keberlanjutan usaha tani yang dikelola petani kecil sebagai mitra kami,” tegasnya.
Ditambahkan, salah satu kiat dalam menjaga eksistensinya di bisnis pertanian saat ini selalu menampilkan produk baru dan membuka pasar baru. Contohnya, Islands Organic Bali memasarkan buncis unggu yang berbeda dengan yang ada dipasaran.
Sementara itu Prof. Antara menyoroti hubungan sektor pertanian dan pariwisata di Bali. Dijelaskan, ada keterkaitan tidak langsung (indirect linkages) dengan pariwisata berupa pasokan produk-produk pertanian di pasar-pasar umum dan swalayan untuk masyarakat atau rumahtangga yang bekerja di pariwisata, dan keterkaitan ikutan (induced linakges) memasok produk untuk warung-warung atau restoran yang dikembangkan oleh pekerja pariwisata.
Jika pariwisata berkembang dan maju ditandai oleh peningkatan kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel (occupation rate), kataya, maka peluang pasar produk-produk pertanian dan industri kecil-menengah semakin besar, sehingga kedua sektor pertanian dan industri kecil yang produk untuk memasok pariwisata juga semakin berkembang. Saat ini, kata Prof. Antara, pertanian Bali pingsan (lupa diri sementara) dan industri kecil-menengah sempoyongan. Kolapsnya pariwisata juga menurunkan daya beli masyarakat Bali secara umum, karena banyak masyarakat Bali aktivitasnya terkait dengan pekerja pariwisata.
“Ini semuanya bersifat sementara, tergantung pada cepat/lambatnya pemulihan (recovery) pariwisata dari kolaps. Jadi wabah Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap perekonomian global dan nasional, tetapi juga terhadap perekonomian Bali yaitu pariwisata, pertanian dan industri kecil-menengah di Bali,” pungkasnya.
Sementara itu Kadis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M,Si. Memaparkan tantangan pembangunan pertanian di Bali sangat klasik yakni alih fungsi lahan, keterbatasan modal dan ketatnya persaingan pasar.
Penulis : Informasi Bali