News
Johnson & Johnson Klaim Booster Vaksin Covid-19 Tingkatkan Antibodi Hingga 9 Kali Lipat
Kamis, 26 Agustus 2021, 00:00 WITA
informasibali.com/ist /suara.com/Johnson & Johnson Klaim Booster Vaksin Covid-19 Tingkatkan Antibodi Hingga 9 Kali Lipat
Salah satu produsen vaksin Covid-19 yaitu Johnson & Johnson mengklaim dosis kedua atau booster buatannya, bisa meningkatkan antibodi sembilan kali lipat usai suntikan pertama diberikan.
Berbeda dari merek vaksin Covid-19 lain yang mengharuskan dua dosis, Johnson & Johnson menjadi satu dari sedikit vaksin Covid-18 yang hanya membutuhkan satu kali suntikan. Dengan begitu dosis kedua dianggap sebagai suntikan vaksin booster oleh Johnson & Johnson.
Baca juga:
Hyundai Bakal Buat Mobil Listrik
Mengutip Live Science, Kamis (26/8/2021) lonjakan antibodi ini didapatkan melalui hasil uji klinis, di mana peserta disuntik vaksin Johnson & Johnson dosis kedua, setelah enam hingga delapan bulan usai disuntik dosis pertama.
Data hasil uji klinis ini menunjukkan, dosis booster Johnson & Johnson meningkatkan sembilan kali lipat antibodi, dibandingkan jumlah antibodi usai 28 hari disuntik dosis pertama vaksin Johnson & Johnson.
Sayangnya, data ini diambil dari dua uji klinis kecil yang dilakukan di AS dan Eropa, dan hasil yang dilaporkan perusahaan ke database pracetak medRxiv, belum ditinjau dan dikritisi rekan sejawat peneliti lain.
"Kami telah menetapkan bahwa satu suntikan vaksin Covid-19 kami, menghasilkan respon kekebalan yang kuat dan tahan lama, bertahan selama delapan bulan," ujar Dr. Mathai Mammen, Kepala Penelitian dan Pengembangan Global Johnson & Johnson.
"Dengan data baru ini kami juga melihat bahwa dosis booster vaksin Covid-19 Johnson & Johnson semakin meningkatkan respon antibodi antara peserta uji klinis, yang sebelumnya sudah menerima dosis pertama," sambung Mammen. Namun dalam penelitian ini juga tidak bisa memastikan jika lonjakan antibodi ini akan berlaku sama di dunia nyata atau jika diterapkan pada masyarakat umum.
Sehingga dengan vaksin booster Johnson & Johnson, juga masih belum jelas apakah orang yang menerima berisiko kecil terinfeksi, atau justru bisa mengembangkan penyakit yang lebih parah dibanding mereka yang tidak menerima vaksin booster.(sumber: suara.com)
Penulis : Informasi Bali
Kamis, 26 Agustus 2021
Kamis, 26 Agustus 2021
Kamis, 26 Agustus 2021
Kamis, 26 Agustus 2021
Kamis, 26 Agustus 2021
Kamis, 26 Agustus 2021
Kamis, 26 Agustus 2021
Kamis, 26 Agustus 2021