Sudah jadi pemahaman umum bahwa baterai adalah komponen paling mahal di mobil listrik. Misalnya baterai mobil listrik Hyundai Ioniq 5 varian Long Range harganya Rp400 juta atau bisa beli dua unit Wuling Air EV varian paling murah Rp188,9 juta.

Varian Long Range membawa baterai ukuran 72,6 kWh, selain itu Hyundai juga menawarkan Ioniq 5 varian Standard Range dengan baterai lebih kecil, 58 kWh.

"(Baterai) yang standard berkisar Rp 300 jutaan, kalau yang long range kira-kira Rp 400 juta," kata Fajar Ahya, Assembly Processing Engineer Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (2/10).

Fajar menjelaskan Ioniq 5 diproduksi di pabrik Cikarang dalam satu jalur produksi yang sama dengan Creta dan Stargazer.

Sejak Juni lalu Fajar bilang produksi Ioniq 5 sudah membaik menjadi 20 unit per shift atau berarti 40 shift jika menjalankan dua shift. Saat produksi terganggu pandemi Covid-19 dan masalah pasokan semi konduktor produksi Ioniq 5 disebut cuma 5-10 unit per hari.

Baterai 72,6 kWh pada Ioniq 5 bisa dipakai membawa mobil ini 480 km, sedangkan 58 kWh untuk jarak tempuh 350 km.

Hyundai Motors Indonesia (HMID) memberikan garansi pada baterai Ioniq 5 selama 8 tahun atau 160 kilometer, tergantung mana yang tercapai lebih dulu.

Ioniq 5 saat ini dijual empat tipe, yaitu Prime Standard Range Rp699 juta, Prime Long Range Rp735 juta, Signature Standard Range Rp750 juta, Signature Long Range Rp795 juta. Harga-harga itu sudah mendapat diskon subsidi berupa potongan PPN sebesar 10 persen dari pemerintah.(sumber: cnnindonesia.com)