News
Buku "Bali Jadul", Wajah Bali Zaman Dulu
Kamis, 21 Oktober 2021, 21:55 WITA
informasibali.com/ist/Buku
Potret kondisi zaman saat itu di Jembrana digambarkan dalam catatan Suganda. Selain kondisi di Jembrana zaman dulu, Made Suganda juga menuliskan potret suasana Bangli di tahun 1950-an saat ia dan keluarganya pindah ke Kota Bangli karena ayahnya yang guru pindah tugas.
Buku ini juga menceritakan tentang beberapa peristiwa yang terjadi di Bali zaman dulu seperti pengalaman melihat langsung sosok Presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno yang sering datang ke Bali, Peristiwa G-30-S-PKI dan pembunuhan massal yang menyertainya, hingga menjadi saksi mata peristiwa letusan Gunung Agung Karangasem Bali tahun 1963.
Wajah dunia pendidikan zaman dulu juga tak luput dari ingatan Made Suganda, mulai wajah dunia pendidikan di Bali tahun 1950 an hingga 1970 an. Ia juga menulis potret kondisi sosial ekonomi masyarakat Bali jaman dulu, moda transportasi Bali jaman dulu, hingga perkembangan Bali menjadi daerah tujuan pariwisata terkemuka di Dunia.
Membaca buku "Bali Jadul" ini, kita seolah-olah diajak untuk memasuki "mesin waktu" kembali ke Bali pada zaman dulu. Dalam buku ini pembaca akan menjadi tahu bagaimana kondisi alam Bali zaman dulu yang sebagian besar wilayahnya masih alami. Kita menjadi tahu bagaimana potret wajah kota-kota di Bali seperti Kota Singaraja, Karangasem, Klungkung, Badung, hingga Denpasar pada zaman dulu yang tentu sangat berbeda dengan kondisi "jaman now" atau saat ini.
"Buku ini memang masih jauh dari kata sempurna. Namun buku ini diharapkan akan menjadi awal dari munculnya buku-buku lain tentang sejarah Bali zaman dulu yang dibuat oleh masyarakat. Sehingga generasi penerus akan tetap mengetahui dengan baik sejarah Bali yang kita cintai bersama. Mari kita cintai sejarah, karena lewat sejarah kita bisa belajar tentang banyak hal,"ujar Setiawan.
"Ini adalah buku sejarah pertama saya. Saya mengajak pembaca menengok sejumlah intisari di masa lalu. Petuah-petuang orang tua tentang kejujuran, tentang kerja keras dan banyak peristiwa masa lampau," pungkasnya.
IB Arya Lawa Manuaba, alias Gus Arya dari penerbit Nilacakra menyebut buku ini sangat layak dibaca, utamanya generasi muda. Pesan di dalam buku ini menurutnya sangat layak diimplementasikan saat ini.
"Perspektif dan peristiwa-peristiwa yang disampaikan dalam buku ini menjadi kepingan-kepingan bersejarah yang penting," ujarnya.
Penulis : Informasi Bali
Kamis, 21 Oktober 2021
Kamis, 21 Oktober 2021
Kamis, 21 Oktober 2021
Kamis, 21 Oktober 2021
Kamis, 21 Oktober 2021
Kamis, 21 Oktober 2021
Kamis, 21 Oktober 2021
Kamis, 21 Oktober 2021