Wisata

Populasi dan Harga Babi di Bali Stabil Jelang Akhir Tahun

 Kamis, 30 Desember 2021, 13:05 WITA

beritabali/ist/Populasi dan Harga Babi di Bali Stabil Jelang Akhir Tahun.

IKUTI INFORMASIBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Informasibali.com, Denpasar. 

Menjelang akhir tahun, populasi dan harga daging babi di Bali umumnya masih cukup stabil bahkan cenderung terjadi penurunan harga dibandingkan saat menjelang Hari Raya Galungan lalu.


Hal ini disampaikan Wakil Dekan 2 Fakultas Peternakan Unud, Ketua Persepsi Komda  Bali yang juga Ketua PII Cabang Karangsem, Dr. Ir. Budi Rahayu Tanama Putri,S.Pt,.MM.,IPU.,ASEAN.Eng. Ia mengatakan, hal ini disebabkan karena populasi Babi di Bali perlahan-lahan mulai meningkat. 

"Seiring dengan meningkatnya kesadaran peternak dalam penerapan biosecurity, serta berbagai program pemerintah dalam menanggulangi virus ASF," jelasnya, Rabu (29/12) di Badung.

Berdasarkan data BPS (2021) populasi Babi terbanyak ada di Kabupaten Buleleng, yakni sebanyak 105.130 ekor, diikuti Kabupten Karangasem dengan populasi babi sebanyak 100.598 ekor.

"Peternakan Babi di Buleleng dan Karangasem masih bertahan pascabadai kasus ASF ini, disebabkan karena mayoritas masyarakat di kabupaten tersebut melakukan usaha peternakan Babi skala rakyat dengan jumlah ternak kurang dari 10 ekor, dengan pekerja adalah  pemilik atau anggota keluarga sendiri sehingga, pemulihan kondisi dan penanganan serta pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan lebih cepat," paparnya.

Sedangkan jika dilihat dari kondisi penyebaran virus ASF di Bali saat ini perlahan-lahan mulai mereda. Faktor utama memiliki peran penting bagi kesehatan ternak adalah manajemen pemeliharaan ternak yang baik.

"Diawali dari pemilihan bibit yang berasal dari induk yang baik dan sehat, pemberian pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang baik, pemberian vaksinasi dan vitamin atau mineral yang dibutuhkan, manajemen perkandangan, serta penerapan biosecurty yang baik. Keseluruhan faktor tersebut memegang peranan yang sama penting dan saling terkait  dalam upaya untuk menjamin kesehatan ternak," bebernya.

Sebagai akademisi, ia berharap kedepan usaha peternakan khususnya peternakan Babi di Bali harus terus dikembangkan, jika tidak,  maka harga daging babi akan meningkat yang diiringi dengan masuknya Babi dagingnya dari luar Bali. 

Karena permintaan daging Babi di Bali akan tetap tinggi, mengingat kondisi sosial dan budaya di Bali tidak bisa terlepas dari konsumsi daging babi, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun sebagai sarana upacara. 

Selain itu, upaya perbaikan manajemen usaha peternakan babi harus terus dilakukan, yang didukung dengan berbagai program dan pendampingan dari dinas dan instansi terkait, termasuk dari perguruan tinggi.

"Diharapakan kepada peternak yang selama ini sudah menjalankan usahanya dengan baik, selalu melakukan koordinasi dengan dinas peternakan dimana lokasi usahanya berada. Dengan demikian kontrol secara kontinyu dapat dilakukan," tutupnya.

Penulis : Informasi Bali