Jumlah motor listrik sebagai penerima subsidi senilai Rp7 juta bertambah, dari sebelumnya 14 model menjadi 18 model.

Hal ini dikonfirmasi PT Surveyor Indonesia, selaku verifikator calon pembeli motor listrik program pemerintah.

Dalam data yang dibagikan Surveyor Indonesia, ada tiga merek lain dengan model motor listrik penerima subsidi. Mereka di antaranya Volta, Viar, dan Gesits.

Ketiganya diklaim memenuhi syarat sebab produk yang didaftarkan dibuat di Indonesia dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.

"Jadi Alhamdulillah sampai hari ini sudah ada 10 pabrikan motor yang sudah produksi dalam negeri dengan kandungan lokal 40 persen," kata Direktur Komersial Surveyor Indonesia Saifuddin Wijaya ditemui di sela PEVS 2023, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (17/5).

Kendati begitu, Saifuddin mengakui minat masyarakat pada program yang sudah resmi dimulai sejak 20 Maret tersebut masih sangat minim.

Baru 114 calon konsumen yang disetujui belanja motor listrik melalui program subsidi pemerintah Rp7 juta per unit. Dua antaranya telah diproses hingga penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

"Sampai hari ini 112 motor yang konsumennya kami verifikasi dan sesuai kriteria, tinggal menunggu proses STNK. Ada 2 sudah terbit STNK, tapi prinsipnya 114 (pembeli) sudah disetujui ikut program bantuan," kata Saifuddin.

Angka itu jauh dari kuota yang dicanangkan pemerintah terkait program ini sebagai upaya mempercepat masa peralihan sekaligus meningkatkan populasi kendaraan listrik di Indonesia.

Hingga 31 Desember, anggaran subsidi motor listrik ini dari pemerintah ini akan mencakup 200 ribu unit.

Daftar 18 motor listrik baru yang bisa dibeli dengan subsidi Rp7 juta:

1. Selis: Agats dan Emax
2. Smoot: Tempur dan Zuzu
3. Polytron: Fox-R
4. Rakata: S9 dan X5
5. Alva: One
6. Greentech: Scood, AERO, dan VP
7. United: T1800, TX3000, dan TX1800
8. Volta: 401
9. Viar: Q1
10. Gesits: G1 dan Raya

(sumber: cnnindonesia.com)