News
120 Orang Ikuti Upacara Sucikan Bayi yang Telah Meninggal
Selasa, 08 September 2020, 00:00 WITA
informasibali.com/ist
Hadir sebagai solusi Yadnya saat pandemi Covid-19, Yayasan Dharma Bhakti Pura Puseh Denpasar menggelar upacara Dewa Yadnya, Senin (7/9) di Pantai Padanggalak.
Upacara meliputi Pengepah Ayu, Warak Kruron, Ngelangkir dan Ngelungah. Upacara ini diperuntukkan menyucikan atma para bayi yang telah meninggal.
Ketua Paguyuban Pinandita Yayasan Dharma Bhakti Pura Puseh Desa Adat Denpasar, Jero Kadek Iwan Wirawecana, SE menjelaskan, kegiatan ini diikuti 120 Pemilet lintas kabupaten/kota di Bali. Upacara tetap menerapkan protokol kesehatan, tanpa mengurangi makna upacara. Pemilet selalu diingatkan mengenakan masker dengan benar, dan menjaga jarak fisik.
"Ini adalah upacara adat bagi bayi meninggal. Dipercaya atma masih mengandung unsur butha, sehingga upacara ini bertujuan menyelaraskan energi bayi agar bersih, sehingga dapat menyatu dengan Tuhan," ungkapnya.
Terkait penjelasan masing-masing upacara, Warak Kruron bertujuan menghilangkan energi buruk orang tua bayi. Upacara Ngelangkir, diperuntukkan kepada bayi yang meninggal sebelum pusarnya terputus. Sedangkan upacara Ngelungah, diperuntukkan bayi yang meninggal sebelum gigi tanggal.
Kata dia, suasana berlangsung khusuk dan mengharukan. Terutama ketika doa permohonan maaf dari orang tua kepada bayi.
"Ini sekaligus simbolis bahwa pihak keluarga ikhlas atas kepergian bayi. Dalam Warak kruron tadi juga ada seremonial ada narasi, permintaan maaf dari orang tua kepada anak yang meninggal, baik keguguran yang disengaja maupun tidak," terangnya, yang didampingi Ketua Panitia acara, Jero Mangku Ketut Pasek Budiarta.
Jero Mangku Budiarta menjelaskan, kegiatan ini dipimpin oleh Ida Bagawan Agra Sagening dan Ida Bagawan Wiweka Dharma.
"Kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat, dengan cara yang sederhana, sehingga biaya dapat dioptimalkan, namun tidak lepas dari teks-teks suci," ungkapnya.
Dia menyebutkan, Yayasan Dharma Bhakti Pura Puseh Denpasar rutin menggelar kegiatan keagamaan dan sosial. Sebab hal itu yang menjadi landasan terbentuknya yayasan. Sebelumnya, yayasan itu juga menggelar pelatihan pemangku dan serati pemula, juga aksi donor darah. Dia berharap, kegaitan yayasan dapat menjawab kebutuhan masyarakat dalam bertanya.
Penulis : Informasi Bali
Selasa, 08 September 2020
Selasa, 08 September 2020
Selasa, 08 September 2020
Selasa, 08 September 2020
Selasa, 08 September 2020
Selasa, 08 September 2020
Selasa, 08 September 2020
Selasa, 08 September 2020