Otomotif

Innova Zenix Hybrid Bukan Kijang Yang Kita Kenal

 Minggu, 01 Januari 2023, 12:04 WITA

informasibali.com/cnnindonesia.com/Innova Zenix Hybrid Bukan Kijang Yang Kita Kenal

IKUTI INFORMASIBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Informasibali.com, Nasional. 

Perjalanan Toyota Kijang di Indonesia sudah dimulai sebelum milenial lahir, sejak pikap Buaya pada pada 1970-an hingga kini Zenix yang keluar batas sebuah MPV. Zenix, generasi ketujuh, merupakan sosok berbeda dan punya beban merekonstruksi ulang persepsi masyarakat soal Kijang.

Setiap generasi Kijang punya sebutan masing-masing. Generasi pertama disebut Buaya (1977-1981), generasi kedua Doyok (1981-1986), generasi ketiga Super (1986-1996), generasi keempat Kapsul (1986-2004), generasi kelima Innova (2004-2015) dan generasi keenam Innova Reborn (2015-2022).

Masing-masing generasi Kijang bertahan cukup lama, terutama Kapsul yang beredar 18 tahun, Innova 11 tahun dan Innova Reborn tujuh tahun. Catatan khusus bagi Innova dan Innova Reborn yang sebenarnya menggunakan platform sama, keduanya sudah ada selama 18 tahun seperti Kapsul.

Kijang sudah sangat mengakar di Tanah Air, bahkan kalau Anda coba cari kata itu di Google Indonesia yang muncul paling atas adalah mobil, bukan hewan bertanduk kecil santapan karnivora atau nama kota kecil di Riau.

Selama belasan tahun ke belakang, orang-orang memahami Kijang adalah Innova jadi wajar bila Zenix mungkin tak sesuai bagi konsumen lama. Zenix merupakan konsekuensi perubahan zaman dan akal Toyota cari jalan melestarikan Kijang.

Kijang Innova Zenix

Zenix tidak didesain murni MPV seperti Innova Reborn, Toyota Astra Motor menyebut konsep mobil ini Multipurpose Crossover. Saya mengartikannya Zenix adalah model di antara MPV dan SUV.

Zenix bukan Kijang, ini pendapat saya saat pertama kali mengendarai mobil ini dalam sesi test drive yang disediakan Toyota Astra Motor pekan lalu. Saya mencoba Innova Zenix Hybrid Q CVT TSS Modelista selama sesi itu.

Saya sempat punya Kijang Super selama beberapa tahun dan pernah menjajal Kapsul serta Innova dan Innova Reborn. Bagi saya Super adalah mobil basis, nyetir mobil ini paling penting punya skill mumpuni karena pengemudi mengendalikan banyak hal dan minim fitur bantuan.

Sementara desain model generasi setelah Super bukan lagi soal hal-hal sederhana seperti mobil buat alat transportasi, melainkan disusupi tentang kenyamanan, keselamatan, pengalaman berkendara, kepuasan visual dan citra saat itu dilakukan.

Saat Anda duduk di bangku sopir Zenix, pemandangan yang didapat jelas berbeda dibanding Super, pun begitu ketimbang generasi sebelumnya, Innova Reborn. Ada nuansa desain dasbor Zenix mirip Veloz terbaru dengan ciri khas monitor tengah lebih tinggi dari dasbor.

Satu hal yang pasti terasa perubahan besar dari orang yang biasa nyetir Innova Reborn lalu pindah ke Zenix adalah tuas transmisinya yang tak berada di antara jok sopir dan penumpang depan. Tuas transmisi Zenix ada di tengah konsol dasbor, tepatnya persis di bawah panel AC yang mirip Voxy. Tuas transmisi itu dibingkai tombol-tombol pengatur, yaitu rem parkir elektrik, auto hold, dua pilihan mode berkendara Drive dan EV, serta traction control.

Bagian lain yang saya temukan unik juga yaitu instrument cluster Zenix Hybrid tak menyediakan tachometer. Sebenarnya ini seperti semua model hybrid Toyota yang dijual di Indonesia misalnya Altis dan Corolla Cross, namun dampaknya buat saya benar-benar baru terasa di Zenix.

Saat mengemudikan Innova Reborn bermesin diesel, saya biasanya menakar performa dari tachometer yang menunjukkan level putaran mesin. Ini penting misalnya mau irit atau sedang ingin ngebut.


Halaman :