Mazda Mulai Produksi Massal Mesin Rotary Usai 11 Tahun Mati Suri
informasibali.com/cnnindonesia.com/Mazda Mulai Produksi Massal Mesin Rotary Usai 11 Tahun Mati Suri
Mesin ikonis Mazda rotary kini menemukan hidupnya kembali untuk pertama kali sejak 11 tahun mati suri. Mesin ini sekarang diproduksi massal lagi menjadi generator di mobil plug-in hybrid (PHEV) Mazda MX-30.
Mazda menghentikan produksi massal mobil bermesin rotary pada 2012, penyebabnya ada pengetatan emisi di Eropa. Namun mulai Juni 2023 produksinya kembali berdenyut di jalur produksi pabrik Hiroshima bersama varian MX-30 PHEV.
MX-30 PHEV memiliki baterai yang bisa dipakai sejauh 85 km, namun setelah dibantu mesin rotary, yang diklaim kini efisiensinya bertambah 25 persen, bisa meningkatkan jarak tempuh hingga 600 km.
Mesin rotary berperan penting pada perkembangan Mazda secara global, termasuk saat untuk pertama kalinya memenangkan balap ketahanan 24 Hours of Le Mans. Sejauh ini Mazda sudah menjual nyaris 2 juta unit mobil bermesin rotary.
"Mesin rotary bukan sekadar mesin. Itu adalah simbol semangat kami menghadapi tantangan," kata Executive Officer Mazda Eiji Nakai, diberitakan Nikkei Asia, Kamis (27/7).
Mesin rotary bekerja menggunakan rotor yang bentuknya seperti segitiga. Desain ini membuat ukuran mesin keseluruhan lebih kecil ketimbang struktur mesin berbasis piston.
Bentuk mesin rotary yang kecil cocok dijadikan generator untuk sistem hybrid karena ini membuat komponen penting lainnya seperti motor elektrik dan baterai bisa dibuat lebih besar.
Motor elektrik pada MX-30 lebih bertenaga 20 persen ketimbang versi murni listrik MX-30.
Nakai juga menjelaskan mesin rotary menemukan tempatnya di PHEV lantaran karakteristiknya lebih boros jika dipakai di rpm rendah.
"Kami bisa mengoperasikannya dalam kondisi ideal sebagai generator, membuat kami bisa mengoptimalkan keiritan," ujar dia.
Nakai juga memaparkan mesin rotary secara struktural bisa bekerja baik pada sistem penggerak hidrogen.
"Tak seperti mesin biasa, suplai bahan bakar dan pembakaran terjadi di ruang terpisah pada mesin rotary. Ini menjadikannya pilihan aman saat berhadapan dengan hidrogen, yang dapat menyala pada suhu tinggi," jelas Nakai.(sumber: cnnindonesia.com)
Penulis : bbn/net
Editor : Putra Setiawan
Otomotif Lainnya