Kripto Berkembang di Vietnam, Investor Sentuh 16,6 Juta

informasibali.com/liputan6.com/Kripto Berkembang di Vietnam, Investor Sentuh 16,6 Juta

Data terbaru mengungkapkan sekitar 17 persen populasi Vietnam telah ikut serta dalam tren cryptocurrency.

Melansir Cryptopotato, Minggu (19/3/2023), berdasarkan laporan pasar kripto Vietnam 2022, terdapat 16,6 juta orang memiliki mata uang digital Vietnam dengan bitcoin sebagai aset paling populer.
Riset lain yang dilakukan oleh Chainalysis menempatkan negara Asia tersebut sebagai pemimpin adopsi cryptocurrency dunia, dengan skor 1.000.
Studi tersebut, yang dilaporkan oleh outlet media lokal, memperkirakan 16,6 juta orang Vietnam telah membeli cryptocurrency (sekitar 17 persen dari populasi negara). Lalu, 31 persen dari mereka telah berinvestasi dalam bitcoin, menjadikannya aset digital yang paling disukai.
Penelitian tersebut menetapkan Thailand adalah satu-satunya negara dengan lebih banyak HODLers daripada Vietnam di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Selain memiliki banyak investor kripto, Vietnam juga merupakan rumah bagi beberapa proyek blockchain yang terutama berfokus pada GameFi (Game Finance), NFT, atau Web3.
Vietnam telah mendirikan tujuh dari 200 organisasi blockchain teratas secara global, dengan Axie Infinity, Coin98, dan Kyber Network menjadi beberapa contohnya.  
Selain itu, Axie Infinity adalah salah satu game berbasis blockchain paling populer, mencapai puncak hampir tiga juta pengguna pada awal 2022. Basis pengguna turun di bawah satu juta pada bulan-bulan berikutnya sebelum meningkat lagi pada awal 2023.
Game ini mengalami pukulan balik yang parah pada Maret tahun lalu setelah kolektif peretasan Korea Utara Grup Lazarus menguras mata uang digital senilai lebih dari USD 600 juta atau Rp9,21 triliun (asumsi kurs Rp15.363 per dolar AS) dari Ronin Network, terhubung dengan sidechain Ethereum yang menggerakkan Axie Infinity. Lalu, proyek pun meningkatkan kebijakan keamanannya dan memulai kembali operasinya tiga bulan kemudian.
Vietnam Pemimpin Adopsi Kripto
Pemimpin Global menurut Chainalysis “Indeks Adopsi Crypto Global 2022,” sebuah studi yang dilakukan oleh Chainalysis,menguraikan Vietnam sebagai pemimpin adopsi cryptocurrency dunia, mencapai skor 1.000.  
Platform tersebut mengklaim salah satu alasan di balik kesuksesan itu adalah minat yang tinggi terhadap game berbasis blockchain di wilayah tersebut. Perlu dicatat bahwa Vietnam juga menempati peringkat pertama dalam penelitian 2021.

Filipina, negara lain yang terletak di Asia Tenggara berada di urutan kedua dengan skor 0,753, sedangkan Ukraina yang dilanda perang berada di urutan ketiga dengan 0,694.
Sebagian besar negara dalam daftar 20 teratas termasuk ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah, seperti Nigeria dan Indonesia, dan negara berpenghasilan menengah ke atas (Argentina, Brasil, Turki).
Dua negara super ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Inggris juga menemukan tempatnya, masing-masing di peringkat ke-5 dan ke-17.
Kapitalisasi Pasar Kripto Bertambah
Sebelumnya, Kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) telah bertambah USD 194 miliar atau sekitar Rp2.980 triliun (asumsi kurs Rp15.363 per dolar Amerika Serikat) pada 2023.
Secara year to date (ytd), kapitalisasi pasar itu unggul 66 persen dibanding saham perbankan teratas di Wall Street, terutama karena kekhawatiran akan krisis perbankan global meningkat. Enam bank terbesar AS, JPMorgan Chase (JPM), Bank of America (BAC), Citigroup (C), Wells Fargo (WFC), Morgan Stanley (MS), dan Goldman Sachs (GS), telah kehilangan hampir USD 100 miliar atau sekitar Rp1.536 triliun nilai pasarnya sejak awal tahun.
Saham Bank of America adalah memiliki terburuk di antara para pemain perbankan Wall Street, dengan penurunan valuasi hampir 17 persen YTD. Goldman Sachs membuntuti dengan penurunan hampir 12 persen YTD, diikuti oleh Wells Fargo turun 9,75 persen, dan JP Morgan Chase turun 1 persen.
Melansir data Ychart, kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada pada level USD 503,47 miliar. Naik 57,7 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar USD 319,25 miliar. Valuasi bank AS telah turun di tengah keruntuhan perbankan regional AS yang tengah berlangsung.
Sentimen yang Bayangi Kripto
Termasuk pengumuman minggu lalu Silvergate, bank yang berfokus pada crypto, menutup operasionalnya. Disusul pengambilalihan Signature Bank dan Silicon Valley Bank oleh regulator. Krisis semakin meluas dengan hampir runtuhnya First Republic Bank, yang diselamatkan pada saat terakhir melalui suntikan dana USD 30 miliar atau sekitar Rp460,91 triliun yang berasal dari 11 bank besar AS.
Bangkitnya Bitcoin di tengah krisis perbankan AS yang tengah berlangsung, tampak serupa dengan reaksinya selama krisis finansial Siprus dan Yunani. Melansir Cointelegraph, Minggu (19/3/2023), harga BTC tumbuh hingga 5.000 persen di tengah krisis keuangan Siprus pada 2013.
Didorong oleh paparan bank-bank Siprus terhadap perusahaan real-estate regional yang memiliki pengaruh berlebihan. Situasi saat itu sangat mengerikan sehingga otoritas Siprus, pada Maret 2013, menutup semua bank untuk menghindari bank run. Sementara, ketika Yunani menghadapi krisis serupa pada 2015 dan memberlakukan kontrol modal pada warganya untuk menghindari bank run, harga Bitcoin naik 150 persen selama periode tersebut.(sumber: liputan6.com)  


Penulis : bbn/net

Editor : Putra Setiawan


 
Bisnis Lainnya
Berita Lainnya