Kelebihan dan Kekurangan Bahan Bakar Diesel B40 ke Mesin

informasibali.com/cnnindonesia.com/Kelebihan dan Kekurangan Bahan Bakar Diesel B40 ke Mesin

Uji coba bahan bakar B40 atau campuran biodiesel 40 persen pada BBM jenis solar memasuki tahap berikutnya yaitu mencari efek bahan bakar ke mesin. Dalam pengujian ini, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melibatkan delapan kendaraan dengan bobot berbeda yang dilibatkan dalam uji coba tersebut, yaitu empat kendaraan dengan Gross Vehicle Weight(GVW) kurang dari 3,5 ton menempuh jarak 50 ribu km dan empat kendaraan dengan GVW lebih dari 3,5 ton menempuh jarak 40 ribu km.
Baca juga: Alasan Rem Mobil Harus 'Dikocok' dan Cara Mengatasinya
Tenaga Ahli Teknik Mesin dari Akademisi ITB, Iman K. Reksowardojo mengatakan terdapat kelebihan dan kekurangan berdasarkan sifat dan hasil pengujiannya.
"Kelebihannya yaitu memiliki sifat biodegradable yang dapat berubah kembali ke alam dengan cepat, namun hal tersebut sebuah tantangan karena bahan bakar mudah berubah jadi jika tidak dilakukan handling dengan baik kemungkinan akan tidak sesuai dengan spesifikasi. Hal itu yang perlu disosialisasikan," kata Iman mengutip situs resmi ESDM, Rabu (30/11).
Ia juga bilang tantangan pada bahan bakar B40 salah satunya penambahan campuran biodiesel.
"Maka perlu memperketat spesifikasi bahan bakar seperti parameter stabilitas oksidasi bahan bakar yang akan berhubungan dengan injektor, kemudian kandungan monogliserida yang berkaitan dengan kekhawatiran filter blocking pada suhu dingin," ucap dia.
"Namun saat ini kandungan monogliserida sudah ditekan sekecil mungkin. Tantangannya adalah kandungan air yang mana biodiesel memiliki sifat higroskopis, tetapi dalam spesifikasi sudah diperketat sehingga harapannya pada B40 problem korosif dan lain-lain itu bisa dihindari," lanjut Iman.
Saat ini uji coba B40 berlanjut kepada pengukuran kondisi komponen mesin pasca penggunaan bahan bakar tersebut, mesin lantas dibongkar. Menurut ESDM selama pengukuran tidak ditemukan keausan komponen mesin yang teridentifikasi pada kendaraan uji P1 yang menggunakan bahan bakar B40 dan B30D10 setelah uji jalan hingga 50 ribu km.
Hasil pengukuran komponen mesin seperti ring gap, side ring clearence dan cylinder bore liner secara keseluruhan memenuhi spesifikasi limit batasan maksimal sesuai dengan buku manual mesin pabrikan. Dari pengamatan visual dapat diambil kesimpulan scratch yang terjadi pada skirt piston mesin kendaraan uji P1 bahan bakar B40 dan B30D10 dianggap sebagai hal yang normal dalam proses pembakaran di ruang bakar mesin dan scratch tersebut bukan disebabkan bahan bakar.

Setelah peninjauan semua hasil pengujian, bahan bakar B40 dan B30D10 tidak memberikan dampak signifikan terhadap komponen mesin kendaraan uji P1 dan tidak berdampak negatif pada performa kendaraan uji sampai dengan akhir uji jalan 50 ribu km.(sumber: cnnindonesia.com)


Penulis : bbn/net

Editor : Putra Setiawan


 
Otomotif Lainnya
Berita Lainnya