Inflasi di Bali akan Dipicu Naiknya Harga Pertamax dan Sembako
bbn/net/Inflasi di Bali akan Dipicu Naiknya Harga Pertamax dan Sembako.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugrhoho, mengatakan pada April 2022, tekanan inflasi diprakirakan bersumber dari kenaikan harga pertamax per 1 April 2022 sebesar 38,9%.
Selain itu kenaikan kelompok bahan makanan seiring dengan peningkatan permintaan selama bulan puasa dan Idul Fitri 1443H.
Kata dia, pada Maret 2022, Provinsi Bali mengalami inflasi 0,91% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatat deflasi 0,43% (mtm). Secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja masing-masing sebesar 0,85% (mtm) dan 1,27% (mtm).
Perkembangan tersebut disebabkan oleh inflasi pada seluruh komponen barang dan jasa, dengan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok volatile food, diikuti oleh kelompok administered prices, dan core inflation.
Secara tahunan, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 2,41% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,02% (yoy), namun lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 2,64% (yoy).
Kelompok volatile food pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 3,36% (mtm), didorong oleh peningkatan harga komoditas cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah, sejalan dengan terjadinya penurunan produksi petani akibat gangguan cuaca pada sentra produksi.
Selain itu, kenaikan harga minyak goreng juga turut menjadi penyumbang inflasi akibat pelepasan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan pada tanggal 16 Maret 2022.
Meskipun demikian terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam ras, yang terjadi akibat peningkatan pasokan daging ayam ras dari Pulau Jawa ke Provinsi Bali.
Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,87% (mtm), terutama disebabkan oleh pelonggaran syarat penerbangan yang tidak lagi mewajibkan antigen/PCR.
Pelonggaran ini mendorong peningkatan mobilitas masyarakat maupun wisatawan. Selain itu komoditas rokok juga mengalami kenaikan harga seiring dengan kenaikan cukai rokok yang diberlakukan sejak awal tahun 2022.
Kelompok core inflation mencatatkan inflasi sebesar 0,35% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi adalah emas perhiasan sejalan dengan meningkatnya harga komoditas dunia yang dipengaruhi oleh konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Baca juga:
Rupiah Digital Siap Meluncur
Penulis : Informasi Bali
News Lainnya