Gandeng Yayasan Kasih Keluarga, STMIK Primakara Kembangkan Sistem bagi Calon Pengguna

informasibali.com/ist

Mencari tenaga non formal seperti asisten rumah tangga (ART) dan baby sitter menjadi salah satu persoalan yang sering dialami oleh keluarga pekerja di Indonesia. 

Meskipun saat ini yayasan penyalur ART dan baby sitter mulai banyak bermunculan, namun para calon pengguna jasa terkesan kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang cocok. Selain karena faktor bekal pelatihan dari yayasan penyalur yang terkadang kurang memadai, sulitnya mendapatkan informasi mendetail terkait jasa yayasan penyalur itu sendiri sering menjadi faktor utama sulitnya pasangan di Indonesia menemukan tenaga kerja yang cocok.

Masih banyaknya yayasan penyalur yang mengandalkan informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) untuk memasarkan jasa menyulitkan banyak calon pengguna jasa, yang mayoritas berusia dewasa muda, memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk merekrut ART dan baby sitter di internet.
Melalui program pengabdian masyarakat, besarnya potensi pasar ini berusaha dimaksimalkan oleh STMIK Primakara yang menggandeng salah satu yayasan penyalur baby sitter di Bali, 
Yayasan Kasih Keluarga. 
Dalam program ini, tim STMIK Primakara yang diketuai oleh I Putu Satwika, M.Kom, melakukan pendampingan bagi manajemen Yayasan Kasih Keluarga dalam mengembangkan sistem informasi yang mumpuni. Sistem yang berbentuk situs website ini dirancang agar dapat dengan mudah diakses oleh para calon pengguna jasa. 
Melalui website yang lebih terstruktur dan terupdate, calon pengguna jasa dapat lebih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, mulai dari jasa yang ditawarkan oleh yayasan, biaya jasa, hingga menemukan baby sitter sesuai kriteria yang diinginkan. 
Selain memberi manfaat bagi calon pengguna jasa, sistem yang dalam pengembangannya juga melibatkan mahasiswa tingkat akhir STMIK Primakara ini juga dapat memudahkan Yayasan Kasih Keluarga dalam mengelola data pekerja dan menyusun laporan.
“Meskipun telah berdiri sejak tahun 1995 dan sukses menyalurkan ratusan tenaga kerja, yayasan ini masih beroperasi secara konvensional. Dengan inovasi ini kami berharap dapat membantu Yayasan Kasih Keluarga dalam memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan menjangkau calon konsumen yang lebih luas,” ujar I Putu Satwika, M.Kom.

Dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I Bidang Akademik STMIK Primakara ini juga tidak menutup kemungkinan sistem yang sama untuk diterapkan di industri sejenis. 
“Kami tentu berharap inovasi ini juga dapat diadaptasi oleh yayasan lain maupun industri sejenis. Hal ini juga sejalan dengan komitmen kami di STMIK Primakara untuk terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas pada umumnya,” jelasnya.
Tim STMIK Primakara dan pengelola Yayasan Kasih Keluarga dalam program pengabdian masyarakat.


Penulis : Informasi Bali


 
News Lainnya
Berita Lainnya