Bisnis Kargo di Bali Tak Terusik Saat Pandemi, Siasati dengan Layanan Baru

informasibali.com/ist

Kendati terpengaruh dengan dampak pandemi Covid-19 khususnya pada segmen warga asing yang datang langsung ke Bali membeli produk untuk dikirim ke negaranya dengan kuantitas volume kecil atau yang disebut Less Container Loading (LCL), bisnis kargo di Bali hampir tidak terusik dan terus berjalan tanpa halangan.

 
"Karena setiap negara pasti masih membutuhkan logistik  dari negara lainnya sehingga pelabuhan masih dibuka untuk pengiriman barang, ya kami untungnya masih tetap beroperasi meski sektor lainnya seperti pariwisata tutup dan ekonomi di Bali melambat," ungkap Direktur Adhi Darma Kargo, Hendra Arimbawa.
Menurutnya, kegiatan ekspor harus tetap berjalan sebagai penghasil devisa negara. Disamping itu, lanjutnya, para pengrajin di Bali dan produsen bahan baku di Jawa masih tergantung dengan kegiatan ekspor untuk memasarkan produk mereka ke manca negara. Maka dari itu, peran ekspor dinilai sangat penting sebagai penggerak ekonomi kecil menengah saat ini.
 
Hendra menambahkan saat ini pihaknya tengah mengembangkan pelayanan yang khusus menangani konsumen yang ingin belanja di Bali secara online atau daring karena terkendala pandemi. Layanan yang disebut 'Free Online Shopping' ini dijelaskannya sebagai siasat bisnis di tengah pandemi yakni menjembatani antara pembeli dan produsen barang untuk tetap bisa berbelanja produk Bali melalui jasa Kargo yang sekaligus akan membantu konsumen untuk pengiriman ke negara tujuan.

"Jadi mereka bisa order dari rumah, disini kita melakukan komunikasi dengan pengrajin sekaligus untuk proses quality control-nya. Ketika proses produksi selesai, kami minta deposit dan kemudian proses pengiriman," sebut generasi kedua dari kargo yang sudah berpengalaman selama 25 tahun atau sejak tahun 1995 di bidang logistik di daerah Ubud ini.
Untuk produk yang paling banyak dikirim, Hendra mengatakan jenisnya beragam tergantung negara dan karakter masing-masing konsumen. Diantaranya ada yang fokus pada produk rotan, perlengkapan taman, furnitur atau interior rumah tangga, dan lainnya.
"Konsumen bisnis kami rata-rata kirim 1 kontainer 40 feet sekali kirim. Paling sering dikirim saat ini adalah produk rotan. Bulan September ini kami ada kuantitas pengiriman 5-7 kontainer sebulan dengan berbagai jenis komoditi belum lagi ditambah pengiriman barang-barang LCL," ungkapnya. 
Ia berharap kondisi pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir sehingga perekonomian terutama pariwisata di Bali akan kembali pulih. Ia mengkhawatirkan nasib dari tenaga kerja di sektor pariwisata yang saat ini terkena dampak dirumahkan atau di PHK. 
 
"Saat ini banyak pekerja pariwisata yang mulai kebingungan karena dampak Covid-19 ini," ujarnya sembari berharap kedepannya semua sektor bisa saling menunjang dengan yang lainnya untuk membantu perekonomian.


Penulis : Informasi Bali


 
Wisata Lainnya
Berita Lainnya