Bali Jangan Terlalu Bergantung Pada Sektor Pariwisata

informasibali.com/ist /Bali Jangan Terlalu Bergantung Pada Sektor Pariwisata

Wakil Gubernur Bali Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati, yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Bali menjelaskan, pandemi Covid-19 mengajarkan Bali untuk bangkit dan mengolah potensi lain selain pariwisata. 

"Banyak potensi yang bisa kita gali dan kembangkan untuk menyeimbangkan sektor pariwisata, agar pada saat kondisi pariwisata mengalami keterpurukan, kita telah bersiap dengan sisi lain, semisal memanfaatkan keahlian memasak untuk kuliner, meningkatkan potensi pertanian, peternakan, perikanan serta UMKM dengan memanfaatkan kemampuan teknologi informasi untuk mempromosikan ke mancanegara," ujar Cok Ace dalam dialog khusus memperingati sumpah pemuda dan hari pahlawan, di Amisewaka Desa Les Community Center, Desa Les, Kecamatan Tejakula-Buleleng, Jumat (5/11).

Dengan mengangkat tema "Pemuda Bangkit Bersatu Tumbuhkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasca Pandemi Dalam Bingkai Bela Negara", Wagub Cok Ace berharap semua pihak bergotong royong dalam mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih kuat, karena bertahan hidup memerlukan upaya dan dorongan yang kreatif agar mampu berdiri sendiri diatas kaki sendiri. 
"Saatnya kita berperang melawan Covid-19 dengan kecerdasan, kedisiplinan dan kebijakan dalam menentukan pilihan yang tepat untuk berkembang. 
Ketergantungan Bali secara besar-besaran kepada sektor pariwisata sangat bahaya, sehingga perlu adanya keseimbangan antara sektor pariwisata dengan sektor lainnya,"ujarnya.
Menurut Cok Ace, dengan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" yakni menjaga keseimbangan dengan membuat sejumlah peraturan salah satunya memanfaatkan produk lokal dan menggunakan produksi dalam negeri, adalah upaya membangkitkan sekaligus menjaga keseimbangan antara warisan budaya dengan perkembangan IT. Sehingga dengan gagasan dan ide kreatif dalam menciptakan karya seni akan berdampingan dengan teknologi informasi.

Cok Ace juga menyampaikan, dibukanya pintu pariwisata, tidak serta merta menjanjikan pulihnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dalam waktu dekat dengan tingkat 100 persen.
Tidak adanya tempat transit bagi penerbangan Eropa membuat wisatawan yang berasal dari Eropa sulit berkunjung ke Bali. Bahan bakar pesawat tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan panjang sekaligus. 
"Sementara keinginan untuk menerapkan "zero quarantine" masih terus diperjuangkan ke pusat, karena persaingan internal yang terjadi di antara pelaku pariwisata menjadikan sulit untuk mengambil keputusan, karena disadari semua pihak hal ini adalah dilema, namun tetap berharap agar Bali bisa mengontrol diri," ungkap Cok Ace.
Pengamat ekonomi, I Putu Gede Parma mengatakan, untuk perjuangan ke depan, generasi muda di Bali sebaiknya mulai membekali diri pada "soft skill", "hard skill" dan "life skill", dengan memahami tantangan secara baik dan dibekali dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang sesuai, maka setiap individu akan mampu memiliki karakter diri yang kuat dan mampu bersaing secara global.


Penulis : Informasi Bali


 
News Lainnya
Berita Lainnya