BPS Sebut Nilai Tukar Petani Maret 2022 Naik 0,42%

bbn/Suara.com/BPS Sebut Nilai Tukar Petani Maret 2022 Naik 0,42%

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) pada Maret 2022 mengalami peningkatan sebesar 109,29 atau naik sekitar 0,42% (MtoM). Begitu juga dengan nilai tukar usaha Petani (NTUP) yang mengalami kenaikan sebesar 109,25 atau naik sekitar 0,67%.

Meningkatnya NTP menandakan bahwa indeks harga yang diterima petani jauh lebih tinggi jika dibandingkan indeks yang dibayar petani. Sementara kenaikan NTUP dipengaruhi naiknya komoditas kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah dan telur ayam ras.

Seraya dengan itu, harga rata-rata gabah dan beras mengalami penurunan di semua level. Termasuk di tingkat petani hingga tingkat eceran. Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan bahwa penurunan harga gabah biasanya terjadi menjelang dimulainya panen raya.
"Biasanya kalau terjadi panen harganya turun. Ini terbukti di bulan Maret 2022. Dan kalau kita perhatikan mulai dari gabah kering panen sampai beras eceran konsisten di bulan Maret ini menunjukan penurunan jika dibandingkan bulan Februari," ujar Kepala BPS, Margo Yuwono pada Jumat, (1/3/2022).

Terkait hal ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri memprediksi, produksi padi tahun ini akan melimpah. Karena itu Kuntoro mengajak semua pihak yang terlibat untuk siaga dan berupaya menjaga harga gabah di tingkat petani agar tetap stabil dan memberi dampak besar terhadap kesejahteraan petani.
"Penurunan ini tandanya kita akan menghadapi gelombang panen raya yang berlangsung dimana-mana. Karena itu saya meminta semua pihak yang terlibat agar waspada untuk menyerap gabah petani," ujarnya.
Berdasarkan data BPS, rata rata harga gabah dan beras di bulan Maret 2022 ini turun di semua level, dimana gabah petani penurunannya mencapai 5,76%, beras penggilingan 0,49%, beras grosir 0,08% dan beras eceran turun 0,23%.
Kuntoro mengatakan, Kementan dibawah arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sejatinya telah memiliki program jangka panjang, yakni Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) yang berperan dalam penyerapan gabah petani. Namun peran Kostraling perlu mendapat dukungan dari lembaga dan Kementerian lain.
"Yang pasti kostraling terus bekerja dan siaga mengawal panen raya tahun ini. Akan tetapi kami juga membutuhkan dukungan dari lembaga dan Kementerian lainnya agar penyerapan gabah petani lebih optimal," katanya.
Sebagai informasi tambahan, merujuk data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras selama Maret 2022 relatif stabil, dimana kualitas bawah I dan super I masing masing seharga Rp11.800 dan Rp13.100 per kilogram. (Sumber: Suara.com)


Penulis : Informasi Bali


 
News Lainnya
Berita Lainnya